Rabu, 07 November 2007

ketika prahara rumah tangga menjadi sensasi

siapa yang tidak tahu Maya dan Dani Ahmad. Mereka adalah artis papan atas yang sama-sama memiliki kreativitas tinggi dalam mencipta lagu. Kehebatan mereka sudah tidak asing lagi. Namun saat ini berita tentang prahara rumah tangganya ternyata melebihi rekor prestasi yang mereka raih. SAyang sekali orang yang terlihat sangat serasi bak dewa dewi ternyata tidak seakur kelihatannya.

Terlepas dari siapa yang salah dan siapa yang benar, sebaiknya kita melihat lebih jauh lagi. Berita mengatakan Dani tidak melakukan kekerasan rumah tangga, justru Maya lah yang melakukan kekerasan rumah tangga secara fisik. Seseorang melakukan tindakan pemukulan pasti ada sebabnya. Seorang yang dalam keadaan emosi dan tertekan sangat wajar bila tidak dapat mengontrol tindakannya. melihat wajah orang yang mengkhianati dia saja sudah membuat hati panas. APalagi ditambah dengan beritaa-berita media dan kata-kata dani yang sangat melecehkan.

Saya heran mengapa orang sehebat Dani dalam mencipta lagu-lagu puitis ternyata otaknya tidak lebih dari seorang pecundang. Menurut saya yang dinamakan kekerasan bukan saja dalam bentuk pemukulan secara fisik. kekerasa yang dilakukan Dani saat mencemooh Maya di depan publik sama saja dengan melakukan "pelecehan secara verbal".

Yang sangat disayangkan, anak-anak yang seharusnya masih polos menjadi di cekoki dengan keinginan-keinginan dari orangtua. Harapan-harapan dari ayah dan ibu yang sudah berbeda pandangan akan membuat anak menjadi bimbang, dan nantinya dapat mengganggu keadaan emosinya dan psikologisnya. jika masalah sudah separah ini, seorang psikolog anak pun tidak akan bisa menyelesaikan masalah. Karena masing-masing individu merasa diri benar. Ujung-ujungnya hanya bisa kita lihat setelah si anak menjadi dewasa. Seperti apa kepribadiannya setelah beranjak dewasa.

Semoga saja kasus Maya dan Dani bisa mewakili kasus permasalahan rumah tangga orang pada umumnya dan cukup dapat memberi contoh untuk tidak gegabah dalam mengambil tindakan.

Tidak ada komentar: